COPY PASTE





        jangan lupa cantumkan sumber asli artikelnya ataupun alamat situs yang kamu kutip
                                   " BE ORIGINAL AND DON'T PLAGIARIZE"



Resource : http://prasko17.blogspot.com/p/aturan-copy-paste.html
https://www.kompasiana.com/weedykoshino/54f78ed1a33311a9738b46b3/plagiat-jangan- jadi-budaya

                      Ingin mengenal saya lebih jauh lagi ? silahkan klik TENTANG ARINI

Artikel Lainnya:

Materi Kesehatan Gigi dan Mulut


MATERI KESEHATAN GIGI DAN MULUT


A.       RONGGA MULUT

Rongga mulut dibentuk oleh 2 rahang, yaitu rahang atas dan rahang bawah. Bila seseorang membuka mulut maka akan terlihat bagian-bagian rongga mulut, yaitu:
1.              Bibir
          Bibir ialah bagian dari rongga mulut yang tampak dari luar, terdiri dari bibir atas dan bibir bawah.
Fungsi dari bibir antara lain:
a)      Menjaga makanan dan minuman agar tidak sampai tercecer keluar mulut.
b)      Merasakan panas dan dinginnya makanan/minuman.
c)      Membantu kita dalam berbicara.
d)     Membentuk mimik dan kecantikan wajah.
2.              Gusi
          Jaringan lunak disekitar mahkota gigi disebut gusi, gusi termasuk alat penyangga gigi. Pada umumnya gusi berwarna merah muda, akan tetapi ada pula gusi yang berwarna kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan, ini disebabkan karena adanya zat pigmen didalam gusi itu.
Fungsi gusi adalah untuk melindungi serat-serat halus yang mengikat akar gigi kepada tulang rahang.
3.              Lidah
          Lidah terdiri dari otot-otot yang dilapisi oleh selaput lendir. Otot-otot tersebut dapat digerak-gerakkan. Fungsi utama lidah adalah sebagai alat perasa serta pengecap makanan, untuk menjilat, berbicara, pengecap makanan, selain itu juga dapat membantu menelan.
4.              Gigi geligi
          Gigi geligi terdapat pada rahang atas dan rahang bawah, Gigi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a)      Mahkota gigi yaitu bagian gigi yang tampak dalam rongga mulut.
b)      Akar gigi yaitu bagian gigi yang tertanam di tulang rahang,bagian ini tertutup oleh gusi.
5.                  Jaringan lunak lainnya.
          Yang dimaksud dengan jaringan ini adalah seluruh jaringan lunak meliputi bagian pipi, bibir, langit-langit dan jaringan lunak dibawah lidah.
          Pada jaringan lunak ini banyak kelenjar yang menghasilkan air liur/ ludah. Kelenjar ludah yang utama terdapat di jaringan lunak bagian pipi pada rahang atas kiri dan kanan masing -masing satu buah dan dibawah lidah.
Fungsi ludah/saliva adalah untuk :
a)      Melindungi semua jaringan mulut, karena mengandung zat yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
b)      Bahan pelicin sehingga makanan mudah- ditelan dan melancarkan pergeseran antara bibir, pipi dan lidah.
c)      Mengandung bahan untuk mencerna makanan.

B.   PENGETAHUAN TENTANG GIGI
1.              Fungsi Gigi
          Gigi berfungsi untuk :
a)      Mengunyah Makanan. Makanan sebelum ditelan harus dikunyah dahulu hal ini berguna untuk menghancurkan hingga lembut sehingga mudah ditelan.
b)      Membantu proses pencernaan dilambung dan usus, sehingga beban lambung dan usus dalam mencerna makanan menjadi ringan.
c)      Mencegah timbulnya makanan yang tersedak.
d)     Mengucapkan kata-kata dengan jelas.
e)      Membentuk wajah menjadi harmonis.
f)       Untuk kecantikan dan penampilan yang lebih baik.

2.                  Macam-macam bentuk dan fungsi gigi
Gigi terdiri dari macam-macam bentuk :
a)      Gigi Seri
Makanan yang besar tidak langsung dikunyah tetapi dipotong dulu hingga dapat masuk ke rongga mulut. Makanan ini dipotong oleh gigi seri. Gigi seri bentuknya seperti pahat.
b)      Gigi Taring
Beberapa makanan harus dicabik-cabik dulu sesudah dipotong, baru setelah itu dikunyah. Fungsi dari gigi taring untuk mencabik / merobek makanan. Gigi Taring bentuknya lancip seperti paku.
c)      Gigi Geraham
Sebelum ditelan makanan harus digiling / dihaluskan. Fungsi dari gigi geraham adalah untuk menggiling / menghaluskan makanan. Gigi geraham mempunyai permukaan yang berlekuk dan berbenjol-benjol.



C.            PENYAKIT GIGI DAN MULUT (GIGI BERLUBANG)
1.      Pengertian Gigi Berlubang
Penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat (sisa makanan) yang dapat diragikan. Tanda terjadinya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya , penyebaran infeksi sampai pada jaringan periapeks dan mengakibatkan timbulnya rasa nyeri (Hidayat & Tandiari, 2016)
2.      Macam-Macam Gigi Berlubang
a.       Whitespot / Lesi Putih
Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan menyerang crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang pertama ini ditandai dengan adanya bercak putih atau lesi putih. Pada tahap ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan
b.      Karies mengenai email
Proses demineralisasi berlanjut ke bagian email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan ditumpat oleh tenaga kesehatan gigi. Biasanya apabila lubang gigi masih mengenai email ini tidak terasa sakit, hanya ada pewarnaan coklat atau kehitaman pada permukaan luar gigi dan kebanyakan orang sering mengabaikannya. Perawatan karies yang mengenai email ini dapat dilakukan dalam 1 kali tindakan atau hanya 1 kali kunjungan.
c.       Karies Mengenai Dentin
Lubang gigi yang sudah mencapai ke dalam dentin merupakan lanjutan dari karies mengenai email yang tidak dirawat sehingga karies ini dapat menyebar dan mengikis email menuju ke dentin. Jenis karies ini akan ada rasa sakit apabila ada rangsangan misalnya ketika makan atau minum yang dingin manis maupun masam. Perawatan karies yang mengenai dentin ini biasanya dengan 2 kali kunjungan.
d.      Karies Mencapai Pulpa
Jika karies dari email hingga dentin dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi. Pada bagian ini saraf gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus. Jika mengalami karies ini pasien akan merasakan sakit yang hebat atau cekot-cekot yang akan reda apabila diberi obat, tetapi akan sakit kembali apabila efek dari obat habis. Perawatan karies mencapai pulpa ini dapat dirawat dalam 4-6 kali kunjungan dengan perawatan saluran akar. Namun apabila karies mencapai pulpa ini tidak dirawat maka pulpa akan mati dan gigi pun juga mati (non-vital) bahkan yang biasa terjadi yakni gigi tinggal sisa akar (Gangren Radix) sehingga perlu dilakukan pencabutan.

            3.      Cara Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut
      a. kurangi makan makanan yang manis dan lengket
      b. Perbanyak makan buah dan sayur
      c. Rajin menggosok gigi minimal 2x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur malam)
      d. gunakan sikat gigi yang halus dan memiliki kepala sikat yang kecil
      e. rajin mengkonsumsi air putih
      f. rutin kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali

Resource :
Hidayat , R., & Tandiari, A. (2016). Kesehatan Gigi dan Mulut Apa yang Sebaiknya Anda Tahu ? Yogyakarta: CV Andi Offset.

                  Untuk melihat isu Pembangunan Kesehatan dan Upaya Program kesehatan gigi untuk mempercepat pembangunan kesehatan , kunjungi halaman Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 

Artikel Lainnya:

Pelayanan Puskesmas Kedu Temanggung


Pelayanan Puskesmas Kedu Temanggung



A.    Gambaran Singkat Puskesmas
     Identitas Puskesmas
1.      Nama Puskesmas : Puskesmas Kedu, Temanggung
2.      Alamat : Jl. Kelud Raya No.4, Sudagaran, Kedu, Kec. Kedu, Kabupaten   Temanggung, Jawa Tengah
3.      Kode Pos : 56252
4.      Telepon : (0293) 4902285
5.      Batasan wilayah  :
·         Sebelah selatan : Kecamatan Bulu
·         Sebelah barat : Keacamatan Parakan
·         Sebelah timur : Kecamatan Temanggung
    B.     Ruang Lingkup
    Ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu di Puskesmas Kedu mencakup :
1.      Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas Kedu
a.       Pelayanan Rawat Jalan Umum
b.      Pelayanan Kegawatdaruratan
c.       Pelayanan Rawat Jalan Gigi
d.      Pelayanan Rawat Jalan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
e.       Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
f.       Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
g.      Pelayanan Imunisasi
h.      Pelayanan Apotek
i.        Pelayanan Laboratorium
j.        Pealayanan Konsultasi Gizi
k.      Pelayanan Konsultasi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
l.        Pelayanan Ambulance
m.    Mampu Persalinan 24 jam
n.      Pelayanan Prolanis
o.      Pelayanan Lansia
2.      Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas di Puskesmas Kedu
a.       Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
b.      Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c.       Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d.      Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
e.       Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
f.       Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
3.      Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di Puskesmas Kedu
a.       Pelayanan Kesehatan Lansia
b.      Usaha Kesehatan Sekolah
    C.    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Temanggung selama kami Praktek Kerja       Lapangan (PKL) :
1.      Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kelompok Berkebutuhan Khusus
a.      Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Pra Sekolah
Kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut anak pra sekolah diselenggarakan dalam rangka kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dan dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan UKGS. Kegiatan pelayanan asuhan gigi dan mulut anak pra sekolah dilaksankan di TK Dharma Wanita II Beji, Kedu, Temanggung, meliputi kegiatan Screening, Promotif (Penyuluhan cara menyikat gigi yang benar, dan masalah kesehatan gigi dan mulut lainnya seperti gigi berlubang), dan kegiatan Preventif (Menyikat gigi bersama). Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak sedini mungkin.

Screening Kesehatan Gigi dan Mulut
                                                  
Penyuluhan cara menggosok gigi

Menggosok gigi bersama

b.      Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia
Kegiatan pelayanan asuhan ini dilaksanakan pada sasaran kelompok berkebutuhan khusus yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut, yaitu kelompok Lansia. Di puskesmas Kedu Temanggung terdapat kegiatan “Prolanis” yang diadakan setiap 2 minggu sekali. Pada pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kelompok lansia dilakukan di Desa Karangtejo, Temanggung. Lansia berjumlah 25 orang, pada kegiatan ini dilakukan kegiatan Screening, Promotif (Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut),Senam lansia, dan Pemberian makanan tambahan. Kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ini bertujuan untuk mengetahui kondisi rongga mulut dan penyakit apa saja yang dialami oleh sasaran kelompok lansia, kemudian kami dapat memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan meningkatkan pengetahuan sasaran sehingga derajat kesehatan gigi dan mulut sasaran kelompok lansia dapat meningkat.
Pemeriksaan Kesehatan Umum

Pemeriksaan Kesehatan Gigi

Penyuluhan Kesehatan Gigi

2.      Penatalaksanaan Kuratif Terbatas (PKT)
a.       Kegiatan Penatalaksanaan Kuratif Terbatas dilakukan pada PKL di Puskesmas Kedu dengan indikasi kasus Resorpsi Fisiologis maupun Persistensi dengan Anestesi Topikal.
Resorbsi Fisiologis

                                           Pencabutan gigi 63 

b.      Kegiatan Penatalaksanaan Kuratif Terbatas dilakukan pada PKL di Puskesmas Kedu berupa Anestesi Infiltrasi dengan Lidocain pada kasus dengan indikasi pencabutan gigi.
Anestesi Infiltrasi 

Pencabutan gigi dengan anestesi infiltrasi

               3.      Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut
Sebelum melakukan pelatihan kader UKGMD, kami melakukan Survei Mawas Diri ke rumah-rumah warga di Dusun Kemiri, Desa Salamsari. Setelah mendapatkan hasil masalah kesehatan gigi dan mulut, kemudian diadakan Musyawarah Masyarakat Desa di Balai Desa Salamsari, selanjutnya setelah izin dan diberi perizinan dan kepercayaan kami melakukan pelatihan kader UKGMD. Pelatihan kader dilakukan pada kader posyandu di masing-masing dusun yang ada di desa Salamsari. Kader diberikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut danjuga tata cara pengisian KASIH dan KMGS sehingga kader nantinya diharapkan dapat melakukan pengecekan kesehatan gigi dan mulut pada saat        kegiatan posyandu berlangsung.
Survei ke rumah warga

Pelatihan kader dan tatacara pengisian kartu KASIH dan KMGS

Foto bersama para kader posyandu desa Salamsari

Untuk mengetahui materi pelatihan kader posyandu desa Salamsari, Temanggung yuk kunjungi KESEHATAN GIGI DAN MULUT






Artikel Lainnya:

Isu Strategis Pembangunan Kesehatan


PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan pasal 2 Undang-Undang Nomor  36 Tahun 2009 dan pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bahwa kesehatan adalah keadaan yang sehat, baik fisik dan mental maupun spiritual dan sosial, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Triyono, 2017). Pada kenyataannya kesehatan gigi dan mulut bukanlah prioritas utama bagi sebagian orang. Padahal gigi dan mulut merupakan pintu gerbang utama masuknya bakteri yang menimbulkan gangguan kesehatan pada gigi dan mulut baik pada anak-anak maupun dewasa.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun  2018 yang dilakukan kementerian kesehatan, masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menunjukkan angka sebesar  57,6% dengan angka DMF-T sebesar 7,1% yang artinya kerusakan gigi penduduk Indonesia rata-rata 7 gigi perorang.
Penyabab timbulnya masalah gigi dan mulut serta tingginya angka kerusakan gigi adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang dilandasi oleh kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Gayatri, 2017).
  
Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2018
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak,
  2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan,
  3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata,
  4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
  5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, dan
  6. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata
Kesehatan gigi dan mulut mendukung percepatan Isue Pembangunan Kesehatan
1.      Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
·         Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan : ibu perlu tahu kebersihan gigi dan mulut yang mendasar, serta makanan sehat dan bergizi bagi anak.
·         Mengurangi angka kematian anak : infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi berbahaya dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui program: UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
·         Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut ibu hamil buruk berefek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, selain kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
·         Penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu dapat dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang ada di masyarakat.
·         Pemeriksaan gigi bagi balita yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies (gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik.
2.      Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.
·         Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. Terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi.
·         Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup : penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif, serta pembuangan limbah medis yang aman.
·         Gigi berlubang merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular, namun dapat berkembang apabila tidak dikendalikan sehingga dapat mengganggu seseorang yang menderitanya, oleh karena itu dengan memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulut dapat mengendalikan penyakit tidak menular. Gigi berlubang dapat dikendalikan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan minimal 6 bulan sekali.
3.      Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata.
·         Mengadakan pelatihan bagi  tenaga kesehatan yang berada jauh dari kota dan mendaya gunakan kader kesehatan yang ada di setiap desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa.
·         Perawat gigi diharuskan memiliki kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang – undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.
Sesuai dengan permasalahan tersebut Sebagai Sarjana Sains Terapan Keperawatan Gigi, UKGS Inovatis adalah salah satu cara untuk membantu pembangunan kesehatan. UKGS Inovatif adalah  suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan.
UKGS Inovatif diperlukan karena penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar. Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak dasar. Untuk pemerataan tenaga kesehatan, UKGS Inovatif juga sangat diperlukan dan diharapkan ada pada setiap sekolah di Indonesia.
Penyuluhan kesehatan gigi dan games

Demonstrasi cara menggosok gigi

Menyikat gigi bersama

Program UKGS Inovatif
·         Pemeriksaan & deteksi dini kejadian karies
·         Penyuluhan tentang kesehatan gigi
·         Deteksi faktor risiko karies gigi menggunakan aplikasi Donut Irene
·         Gosok gigi massal/bersama-sama
·         Deteksi plak setelah menggosok gigi
·         Pembersihan karang gigi yang memerlukan
·         Penambalan dengan fissure sealant/ART
·         Surface protection
·         Terapi Remineralisasi
·         Proteksi eksternal dengan aplikasi mineral/fluoride
·         Pencabutan gigi susu yang sudah goyang
·         Produk-produk lain yang ditambahkan adalah hadiah bagi yang bebas karies.
4.      Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
Konsep Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi 3 (tiga) struktur layanan, yaitu pelayanan primer, pelayanan sekunder dan pelayanan tersier. Pelayanan kedokteran gigi berperan pada struktur layanan primer dan sekunder (Dewanto dan Lestari, 2014). Pelayanan primer yang diberikan oleh dokter gigi berupa pelayanan paripurna untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut peserta 3 binaannya (BPJS Kesehatan, 2014a). Pelayanan primer ini menitik beratkan pada upaya pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup selain juga pengobatan dan pemulihan. Pelayanan kesehatan sekunder merupakan rujukan pada fasilitas kesehatan lanjutan dari pelayanan primer di fasilitas kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2014b).
Berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional mulai tanggal 1 Januari 2014 menjadi tantangan bagi praktisi kesehatan temasuk Dokter Gigi, karena diharapkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, terstruktur serta terkendalinya mutu dan biaya. Dokter gigi sebagai salah satu penyedia layanan jasa kesehatan dalam JKN harus mempersiapkan diri agar pelayanan kesehatan terutama pelayanan primer dapat dirasakan manfaatnya. Perubahan mekanisme pelayanan JKN khususnya di bidang kedokteran gigi, harus diiringi penyesuaian diri dokter gigi berdasarkan kriteria pelayanan jasa kesehatan yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Dewanto dan Lestari, 2014).
5.      Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri.
·         Tenaga kesehatan gigi menjamin ketersediaan mutukeamanan, dan khasiat obatdan alat kesehatan di fasilitas kesehatan gigi.
·         Tenaga kesehatan gigi melakukan perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalah gunaan obatserta penggunaan alat kesehatan.
6.      Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
·         Edukasi Prefentif dan promotif penyakit gigi dan mulut pada Akseptor KB.
Gingivitis dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor pendukung ialah karena adanya faktor hormonal. Dimana faktor hormonal mempengaruhi jaringan periodontal pada wanita disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi. Kandungan kontrasepsi yang mengandung hormonal seperti progesteron dan estrogen. Efek dari kedua hormonal tersebut berupa peran biologis yang dapat mengurangi keratinisasi,meningkatkan jumlah inflamasi pada gingiva,meningkatkan permeabilitas dan produksi prostaglandin meningkat.
·         Sebuah penelitian mengejutkan berkaitan dengan alat kontrasepsi serta kesehatan gigi ditemukan oleh para peneliti dari Ware Centre of Dental Excellence di Hertfordshire, Inggris. Penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan pil KB ternyata bisa menyebabkan gigi Anda meradang dan rusak. Cegah menggunakan obat kumur antiseptik yang akan membantu Anda untuk mencegah pembentukan plak, Mengonsumsi makanan sehat dapat memperkuat kesehatan gigi dan mulut.

Resource :
Gayatri, R. W. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak SD Negeri Kauman 2 Malang. Journal Of Health Universitas Negeri Malang, 2, 1-10.
Triyono, R. (2017). Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tunagrahita Usia 12-18 Tahun di SLB Negeri Widiasih Kecamatan Pari Kabupaten Pangandaran Tahun 2015. Indoensian Oral Health Journal, 2, 25-30.
Kemenkes RI . (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) Nasional Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
https://www.merdeka.com/sehat/pil-kb-bisa-sebabkan-gigi-rusak.html 

Agar tidak terjadi tindakan plagiarisme , yuk ikuti langkah berikut pada halaman COPY PASTE


Artikel Lainnya: